Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus mengalami tekanan jual yang signifikan dalam beberapa hari terakhir. Pada perdagangan 3 Oktober 2024, saham GOTO kembali melemah, turun sebesar 1,54%, dan menetap di harga Rp 64 per lembar saham. Penurunan ini merupakan kelanjutan dari tren negatif yang terjadi sehari sebelumnya, di mana saham perusahaan teknologi besar ini juga terperosok 2,99%.
Selama sesi perdagangan tersebut, sebanyak 3,53 miliar saham GOTO berpindah tangan, dengan frekuensi transaksi yang tercatat sebanyak 14.518 kali. Nilai total transaksi pada hari itu mencapai Rp 224,83 miliar, menunjukkan tingginya aktivitas perdagangan, meskipun harga saham terus melemah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan ini adalah tingginya aksi distribusi saham yang dilakukan oleh beberapa pelaku pasar. Berdasarkan data dari Ciptadana Sekuritas Asia, tercatat aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 79,3 miliar pada perdagangan 3 Oktober. Aksi jual bersih ini menandakan bahwa banyak investor domestik yang memilih untuk melepas kepemilikan saham GOTO, mungkin karena kekhawatiran akan prospek jangka pendek perusahaan.
Tidak hanya investor domestik, investor asing pun turut berperan dalam melemahkan harga saham GOTO. Data menunjukkan bahwa pada hari yang sama, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 70,5 miliar. Ini menjadi indikasi bahwa kekhawatiran terhadap saham GOTO bukan hanya dirasakan oleh pasar lokal, melainkan juga oleh investor internasional. Aksi jual yang dilakukan oleh investor asing sering kali dipandang sebagai sinyal kuat adanya ketidakpastian di pasar.
Faktor Penyebab Penurunan Saham GOTO
Penurunan harga saham GOTO dalam beberapa hari terakhir ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah sentimen negatif terhadap sektor teknologi di pasar modal secara umum. Beberapa emiten teknologi besar lainnya juga mengalami penurunan harga saham, akibat kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi global yang tidak menentu, serta inflasi yang terus meningkat.
Selain itu, performa keuangan GOTO yang mungkin tidak memenuhi ekspektasi investor bisa menjadi salah satu penyebab utama. Meskipun GOTO adalah salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia, tantangan dalam mencapai profitabilitas tetap menjadi perhatian utama. Banyak perusahaan teknologi di dunia, termasuk GOTO, masih berjuang untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan yang agresif dan pengelolaan biaya yang efisien.
Selain itu, persaingan yang ketat di industri e-commerce dan teknologi juga memberikan tekanan terhadap GOTO. Perusahaan harus bersaing dengan banyak pemain besar lainnya di pasar Indonesia, seperti Sea Group (Shopee) dan Tokopedia. Hal ini mengharuskan GOTO untuk terus berinovasi dan melakukan investasi besar-besaran, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi margin keuntungan.
Prospek Saham GOTO ke Depan
Meskipun saat ini harga saham GOTO mengalami penurunan, beberapa analis pasar masih melihat potensi positif dalam jangka panjang. GOTO memiliki ekosistem bisnis yang kuat, mulai dari layanan transportasi daring melalui Gojek hingga platform e-commerce Tokopedia. Diversifikasi layanan ini dapat menjadi kekuatan utama GOTO dalam menghadapi tantangan ekonomi dan persaingan di pasar.
Namun, untuk mengembalikan kepercayaan investor, GOTO perlu menunjukkan kinerja keuangan yang lebih solid dalam beberapa kuartal mendatang. Perusahaan perlu fokus pada upaya meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi kerugian, sambil terus berinovasi untuk mempertahankan pangsa pasar di sektor-sektor utama.
Ke depannya, keputusan strategis dari manajemen GOTO akan sangat menentukan arah pergerakan saham perusahaan ini. Apakah mereka mampu mengatasi tantangan yang ada dan kembali ke jalur pertumbuhan, atau justru menghadapi tekanan lebih besar di pasar, menjadi perhatian utama bagi para pelaku pasar.