Pada sesi perdagangan 7 Oktober 2024, beberapa saham emiten batu bara mencatatkan kenaikan yang signifikan. Di antara yang mencuri perhatian adalah saham PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT ABM Investama Tbk (ABMM). Keempat emiten ini dikenal sebagai saham favorit investor kawakan, Lo Kheng Hong.
Kenaikan Saham Indika Energy (INDY)
Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) menunjukkan lompatan harga yang mengesankan sebesar 5,01% hingga mencapai Rp 1.780 per lembar saham pada penutupan sesi I. Dalam sesi tersebut, total 22,75 juta saham INDY berpindah tangan dengan frekuensi perdagangan mencapai 3.784 kali dan nilai transaksi sebesar Rp 40,15 miliar.
Bukit Asam (PTBA) Ikut Naik
Tak ketinggalan, saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), salah satu pemain utama di sektor batu bara, juga mengalami kenaikan sebesar 3,34% menjadi Rp 3.090 per lembar saham. Pada sesi tersebut, sebanyak 18,31 juta saham PTBA diperjualbelikan dengan frekuensi mencapai 5.189 kali dan nilai transaksi yang tercatat sebesar Rp 56,53 miliar.
Bumi Resources (BUMI) Mencatat Kenaikan Moderat
Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yang merupakan bagian dari Grup Bakrie dan Salim, turut menguat sebesar 2,96% hingga menyentuh Rp 139 per lembar saham. Saham BUMI tercatat aktif diperdagangkan dengan volume mencapai 1,08 miliar saham, frekuensi perdagangan sebanyak 9.383 kali, dan nilai transaksi yang cukup besar yaitu Rp 141,99 miliar.
ABM Investama (ABMM) Menguat di Sesi I
Saham PT ABM Investama Tbk (ABMM), yang dikenal sebagai salah satu saham andalan Lo Kheng Hong, juga mencatatkan peningkatan harga sebesar 2,46% menjadi Rp 4.170 per lembar saham. Sebanyak 4,52 juta saham ABMM diperdagangkan dalam sesi tersebut dengan frekuensi 1.720 kali dan nilai transaksi sebesar Rp 18,84 miliar.
Faktor Penggerak Kenaikan Saham
Kenaikan harga saham-saham emiten batu bara ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah meningkatnya permintaan energi global, terutama dari sektor industri dan pembangkit listrik. Selain itu, harga batu bara yang terus mengalami kenaikan di pasar internasional turut memberikan sentimen positif bagi emiten-emiten ini.
Investor juga melihat potensi pertumbuhan yang lebih besar pada perusahaan-perusahaan batu bara, terutama yang memiliki portofolio kuat di sektor energi. Tidak hanya itu, kondisi geopolitik dan kebijakan pemerintah terkait energi juga menjadi katalis utama dalam pergerakan saham-saham ini.
Outlook Positif di Masa Mendatang
Dengan tren positif yang terlihat pada perdagangan kali ini, banyak analis memperkirakan bahwa saham-saham di sektor batu bara masih memiliki potensi untuk terus menguat. Kenaikan permintaan batu bara untuk kebutuhan energi, baik di pasar domestik maupun internasional, diprediksi akan terus menjadi faktor pendorong utama bagi kinerja emiten-emiten ini.
Para investor yang berpengalaman, seperti Lo Kheng Hong, diperkirakan akan terus mempertahankan portofolio mereka di sektor ini, mengingat prospek pertumbuhan yang menjanjikan. Kendati demikian, volatilitas harga komoditas tetap menjadi salah satu risiko yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar.
Secara keseluruhan, sesi perdagangan 7 Oktober 2024 ini menunjukkan bahwa sektor batu bara masih menjadi pilihan utama bagi para investor yang mencari peluang pertumbuhan dalam jangka pendek maupun panjang.